Menangis bersama Alina (Hati) Suhita
Alhamdulillah akhirnya aku kesampaian nonton film hati suhita. Dan serunya adalah pak Chand Parwez boss starvision PH alias production house film-nya nge-like postinganku di instagram terkait kesan menontonnya.
Widyawati ama slamet raharjo meski mainnya sedikit tapi bagus banget, kuat sekali. Secara keseluruhan, castingnya bagus2. Pengambilan gambarnya juga apik. Settingnya mantap. Jadi kepingin pergi ke Tembayat dan nginep di lereng merbabu juga. Plus berkunjung ke al anwar kedirinya.
Plot twist dan kejutan2nya juga bikin dag dig dug. Bagus m alim yg ngolah script filmnya. Trus sepertinya sifat perfeksionisnya ning khilma anis lah yg bikin pak parwez all out bikin filmnya, dari semua aspek. 53 hari shoot 10 kota tuh mana aja ya.
Kediri, mojokerto, malang,..salatiga, jogja, ponorogo, mana lagi?
Oh ya klaten.
Trus yg katanya ke waduk, bogor, trenggalek dan kudus tuh yg pas bagian mana aja ya
Kelak kemudian aku baru tahu ternyata setting pesantren Al Anwar Kediri itu lokasi sesungguhnya adalah di Bogor. Owalaaah.
Pas netizen aka mutual di twitter nanya: Kalau penampilan teh Desy dan mas David gimana kak?
Hehe kayak nonton sinetron gitu ya kesannya, jawabku.
Tapi pas ketemu temannya David Chalik, aku gak komen yang sama lagi lho. However, mereka bagus kok mainnya.
Sukses buat perfilm-an Indonesia!
Gimana nih setelah nonton film pesantren? Jadi ingat obsesi lama yang terpendam kan? Ingin difilmkan juga novelnya? Apa kita coba nulis script sendiri ya? Hehe
0 Comments:
Posting Komentar