Menulis dari Akar: Pelatihan Artikel dan Esai Bersama Dian Nafi, Menggali Kekuatan Budaya Lokal

 Menulis dari Akar: Pelatihan Artikel dan Esai Bersama Dian Nafi, Menggali Kekuatan Budaya Lokal



“Menulis itu bukan hanya soal merangkai kata, tapi juga membumikan nilai.” Kalimat itu menjadi pembuka dari Dian Nafiatul Awaliyah—akrab disapa Dian Nafi—saat mengisi sesi pelatihan penulisan artikel dan esai yang berakar pada budaya lokal.

Dalam pelatihan yang dihadiri berbagai kalangan—dari mahasiswa, dosen, guru, penulis muda, hingga pegiat komunitas—Dian mengajak peserta menyelami ulang tempat berpijak mereka. “Seringkali kita terpesona oleh budaya luar, padahal tanah tempat kita berdiri penuh kisah dan kearifan,” ujarnya.

Sebagai penulis yang produktif sekaligus arsitek dan peneliti, Dian tidak hanya berbicara soal teknik menulis. Ia membagi pengalaman riset lapangan, proses mengubah temuan budaya menjadi narasi yang menggugah, dan pentingnya menjaga konteks lokal dalam setiap tulisan.

Sesi pelatihan ini mengalir seperti obrolan di beranda rumah: hangat, reflektif, dan membangkitkan rasa memiliki. Para peserta diajak menemukan kembali cerita-cerita kecil di sekeliling mereka—tentang pasar pagi di kota tua, tradisi sedekah laut, relief candi yang menyimpan simbol alam, atau rumah-rumah tua yang bicara diam-diam lewat arsitekturnya.

Dian juga membimbing peserta menulis secara langsung. Dalam worksheet yang dibagikan, peserta menuliskan memori, pengamatan, dan nilai-nilai yang mereka anggap penting dari budaya tempat tinggal mereka. Tak sedikit yang terharu ketika menyadari bahwa cerita nenek, kebiasaan warga kampung, atau filosofi bangunan tempat mereka tumbuh bisa menjadi bahan tulisan yang kuat.

Yang menarik, pelatihan ini bukan hanya soal menulis untuk diterbitkan, tapi juga menulis untuk mengingat, memahami, dan merawat. Sebab menurut Dian, “Menulis adalah bentuk konservasi yang paling personal.”

Di akhir sesi, peserta pulang membawa lebih dari sekadar catatan—mereka pulang dengan semangat baru untuk menulis dari akar, menulis dari hati, dan menulis dari budaya sendiri. Karena di setiap lokalitas, tersimpan universalitas. Dan di setiap kisah yang jujur, ada kekuatan yang bisa menyentuh dunia.


Menjadi Juri Lomba Menulis Artikel Sejarah Demak

 Menjadi Juri Lomba Menulis Artikel Sejarah Demak

Menjadi juri dalam lomba menulis artikel tentang sejarah Demak adalah pengalaman yang sangat berkesan. Sebagai seorang yang memiliki minat mendalam pada sejarah dan filosofi nilai-nilai budaya desa, kesempatan ini memberikan perspektif yang kaya dan beragam mengenai cara pandang para peserta terhadap sejarah Demak.


Sebelum lomba dimulai, saya menghabiskan waktu untuk mempelajari kriteria penilaian yang telah disusun oleh panitia. Kriteria ini mencakup keaslian konten, keakuratan sejarah, kemampuan naratif, dan gaya penulisan. Saya juga menyempatkan diri untuk membaca beberapa referensi sejarah Demak, termasuk asal-usul nama tempat dan tokoh-tokoh penting yang berperan dalam sejarahnya. Persiapan ini penting agar saya dapat menilai dengan objektif dan adil.


Saat artikel mulai berdatangan, saya langsung tenggelam dalam bacaan yang mengagumkan. Setiap artikel memberikan warna dan nuansa tersendiri. Ada yang menyoroti aspek politik dan peran Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, ada pula yang fokus pada tokoh-tokoh seperti Sunan Kalijaga dan Raden Patah. Beberapa artikel bahkan mengeksplorasi nilai-nilai filosofis dan budaya yang terkandung dalam tradisi masyarakat Demak.


Salah satu hal yang mengejutkan saya adalah kreativitas dan inovasi para peserta dalam menyajikan fakta sejarah. Beberapa artikel tidak hanya menceritakan ulang peristiwa sejarah, tetapi juga mengaitkannya dengan kondisi sosial dan budaya saat ini. Ada satu artikel yang membandingkan peran masjid Demak sebagai pusat penyebaran Islam dengan fungsi masjid-masjid modern sebagai pusat kegiatan sosial. Artikel lain mengeksplorasi perubahan dalam praktik pertanian dari masa kerajaan Demak hingga sekarang, menunjukkan bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan berdampingan.


Menjadi Juri Lomba Menulis Artikel Sejarah Demak


Tentu saja, menjadi juri juga memiliki tantangannya. Salah satunya adalah mempertahankan objektivitas ketika dihadapkan pada berbagai gaya penulisan dan perspektif. Ada kalanya saya harus membaca ulang sebuah artikel untuk benar-benar memahami maksud penulisnya. Selain itu, menentukan pemenang dari sekian banyak karya yang bagus bukanlah tugas yang mudah. Setiap artikel memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan saya harus memastikan bahwa penilaian saya adil dan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.


Pada akhirnya, pengalaman menjadi juri dalam lomba menulis artikel tentang sejarah Demak tidak hanya memperkaya pengetahuan saya tentang sejarah daerah tersebut, tetapi juga memberikan apresiasi yang lebih dalam terhadap upaya penulisan sejarah oleh generasi muda. Melihat antusiasme dan dedikasi mereka, saya yakin bahwa warisan sejarah dan budaya Demak akan terus hidup dan berkembang melalui tulisan-tulisan mereka. Pengalaman ini juga menginspirasi saya untuk terus mendalami sejarah dan budaya lokal, serta mendorong generasi muda untuk melakukannya dengan semangat yang sama.

Pelatihan Menulis Buku Mahasiswa Unisfat

 

Pelatihan Menulis Buku Mahasiswa Unisfat


Seru banget pelatihan menulis buku bareng para mahasiswa! Jadi, tepat sehari sebelum aku harus wawancara visa Amerika di kantor kedutaannya di Surabaya, ternyata aku harus mengisi pelatihan menulis buku untuk mahasiswa Sultan Fakultas Sultan Fatah Demak.


Pagi itu, aku datang 10 menit sebelum jadwal, dan beberapa menit kemudian, beberapa mahasiswa datang. Alhamdulillah, jam 8 tepat, pelatihan segera dimulai. Sambil menunggu beberapa mahasiswa yang masih bertentangan satu persatu, aku buka acara pelatihan hari itu dengan meminta mereka memperkenalkan diri, menyebutkan nama, asal kampung, jurusan di Unisfat, buku yang pernah dibaca, yang paling berkesan, dan alasannya. Jika tidak punya buku berkesan, aku minta mereka menjelaskan film yang paling berkesan menurut mereka.


Setelah sesi perkenalan, kita mencari tahu seperti apa buku-buku yang sudah menginspirasi dan kemungkinan akan juga menjadi bentuk atau genre output tulisan yang nantinya akan mereka tulis. Kelas penulisan berlangsung dari jam 08.00 sampai jam 12.00 siang. Salah satu hal yang sering aku bagikan dalam sharing kepolisian adalah 5 kiat menulis Ala Dian Nafi: banyak membaca, banyak berlatih menulis, banyak mencari pengalaman, banyak melakukan brainstormingi dan diskusi, serta banyak kontemplasi atau merenung.


Dalam proses menulis buku, aku perkenalkan bahwa ada proses sebelum penulisan, yaitu mencari ide, mind mapping, brainstorming, membuat kerangka penulisan, mengembangkan kerangka penulisan menjadi sub-sub yang agak lebih detail, baru kemudian pengembangan. Dan setelah penulisan ada proses editing. Selanjutnya, teman-teman aku minta untuk langsung praktik menulis di tempat, dan mereka diminta untuk membaca hasil tulisan mereka.


PR setelah pulang dari pelatihan menulis buku  ini adalah mereka diharuskan menulis satu tulisan yang nantinya akan dijadikan antologi. Bunga rampai tulisan-tulisan anak-anak mahasiswa akan menjadi produk dari Unisfat Press. Senang  sekali melihat anak-anak sangat antusias dan bersemangat. Semoga kita mendapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dari para mahasiswa yang sedang belajar menulis ini 

Kursus Menulis Cernak Cerita Pendek untuk Anak

 Kursus Menulis Cernak Cerita Pendek untuk Anak




Apakah kemerosotan moral menjadi salah satu hal yang juga mengganggu dan menggelitik pikiranmu?

Apakah kamu juga ingin berperan serta dalam mencegah kerusakan yang lebih parah bagi generasi penerus negeri tercinta ini? 

Yuk ikuti kelas menulis cerita anak bersama dian nafi

Cerita Anak juga berperan penting bagi pembentukan karakter dan people development serta personal growth. 



Berikut kelas menulis cernak di udemy: 


Dian Nafi Sharing Kepenulisan di SMAN 1

 Dian Nafi Sharing Kepenulisan di SMAN 1



Pada tanggal 5 November 2021 lalu, alhamdulillah  Dian Nafi Sharing Kepenulisan di SMAN 1. Sebelumnya ada ibu Tri Wahyu dari Dinas Perpustakaan Jawa Tengah yang membuka dengan keynote speech.

 

Terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama.  For reservation and any other collaboration, please do not hesitate to contact at wa.me/6281328767574

Dian Nafi Jadi Pembicara di Festival HAM

Dian Nafi Jadi Pembicara di Festival HAM



Alhamdulillah kemarin pada hari Jumat 19 November 2021, dian nafi berkesempatan menjadi pembicara di Festival HAM 2021. 


 

Festival Hak Asasi Manusia merupakan acara tahunan yang diinisiasi oleh International NGO Forum on Indonesia Development (INFID). 

Festival HAM 2021 yang mengangkat tema “Bergerak Bersama Memperkuat Kebinekaan, Inklusi dan Resiliensi

Kota Semarang Tuan Rumah Festival HAM 2021


Festival HAM 2021 digelar secara daring dan luring pada 16-19 November 2021 di Semarang


Dian Nafi mengangkat tema kolaborasi menulis di festival HAM 2021. Ada beberapa bentuk kolaborasi menulis, dari menulis duet, menulis novel bersama, kolaborasi alih genre, dan menulis kolaborasi alias antologi. 
Sekaligus dalam sesi ini, dian nafi bersama hasfriends (para pembaca dan penulis hasfa publishing) merayakan kembali buku kolaborasi yang ditulis bersama kolaborator. Beberapa waktu sebelumnya, buku kolaborasi  by hasfriends ini di-launching pada Festival Seni Budaya Dinas Pariwisata Demak. 

Festival HAM 2021 diselenggarakan dengan protokol kesehatan ketat. Kegiatan dilakukan secara hybrid yakni luring dan daring. Ada 767 peserta yang akan mengikuti Festival HAM 2021. 

Sebanyak 464 peserta mengikuti secara tatap muka dan 303 peserta mengikuti secara daring



Festival HAM 2021 diselenggarkan bersama oleh Pemkot Semarang, Komnas HAM RI, INFID, dan Kantor Staf Kepresidenan.

**

Terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama.  For reservation and any other collaboration, please do not hesitate to contact at wa.me/6281328767574

Give Away Kelas Menulis From Blog to Book.

 Give Away


Hai hai hallo hallo

Dalam rangka Agustusan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 dan road to ultah HASFA PUBLISHER yang ke-11, kita mau buat give away.

Hadiahnya kelas menulis FROM BLOG TO BOOK bareng dian nafi

https://www.udemy.com/course/from-blog-to-book/


Caranya gampang banget. 

  • Tulis dan jelaskan di kolom komentar postingan ini, kenapa kamu ingin mendapatkan give away hadiah kelas menulis From Blog to Book. 

  • Silakan share informasi give away ini ke teman-teman maupun grup-mu.


  • Kami tunggu sampai tanggal 14 September 2021 ya.

  • Pengumuman penerima give away insya Allah 25 Oktober 2021 saat perayaan hari ulang tahun Hasfa Publisher. 

Good luck!
Semoga beruntung!

Kelas Menulis Novel

 Kelas Menulis Novel



Apa yang akan dipelajari oleh peserta dalam kursus Anda?

peserta bisa belajar menulis novel

Apakah ada syarat atau prasyarat kursus?

bisa membaca dan menulis

Siapa peserta target Anda?

setiap orang yang mau menulis novel


Ini link kursusnya: https://www.udemy.com/course/belajar-menulis-novel/


yuk belajar menulis novel bersama dian nafi

dian nafi sudah menulis puluhan novel di belasan penerbit di Indonesia

kelas menulis novel terdiri dari dua belas kali pertemuan

dari menentukan tema

menentukan pesan

membuat mindmap, premis dan outline

membuat karakter

membuat plot

mengembangkan cerita

menulis dialog

membuat konflik

membuat klimaks

membuat resolusi


ikuti kelasnya, dapatkan tipsnya dan yang jelas praktikkan

langsung klik ini https://www.udemy.com/course/belajar-menulis-novel/


Tips Menulis Novel yang Film-able

Tips Menulis Novel yang Film-able: Pilih judul yang movie-able Pelajari film2 yg diproduksi PH nya 7 elemen film Karakter unik Tokoh punya tujuan Tokoh terkena masalah Mengalami dilema, memutuskan menyelesaikan masalah > tujuan selanjutnya Ancaman bila tujuan gagal tercapai

Hambatan 1-2-3 - solusi Surprise ending 7 poin menguatkan karakter Motif Masa lalu Reputasi Stereotip Perbedaan sifat Kebiasaan Fisik

Kalau di cerpen, 1 konflik Kalau novel, perbesar hambatan Lihat tingkat solusinya Hambatan 1-2-3 bertingkat Menaikkan tegangan pembaca Dari solusi lembek ke yg paling kenceng Jgn sampai bikin hambatan yg dibuat2. Novel jd bertele2. Misal hambatan ringan yg dipanjang2in
Film lebih berat lagi Buat surprise ending Sembunyikan dulu. Buka di belakang Buat list apa yg disembunyikan dg kata ternyata Ternyata2 ini diimajinasikan, diliarkan Pilih surprise ending yg mau diberikan pd pembaca Dibangun di awal dg Beri isyarat2 di awal

Jgn pakai setting yg terlalu rumit Utk film bioskop pakai setting yg simple Menimbang dana PH Tema tdk biasa Premis unik Dialog seperlunya. Tdk basa basi Buat gimmick dan quote Tiap bab punya sesuatu yg unik, pembaca dpt sesuatu Sutradara kdg baca gak dr awal. Lgs ke adegan2
PH lihat: Judul oke Premis unik cerita bagus Banyak pembaca Penjualan novel bagus Follower banyak
Royalti 3% dari penjualan tiket Tergantung bargaining power Pinter komunikasi Ceritanya bagus banget Legal penulis ketemu legal PH ngomongin kontrak agar tdk ada kesalahpahaman Hrs tahu betul isi perjanjian Libatkan penerbit

Hrs ada penjelasan2 atas segala sesuatu dlm adegan, kejadian2 agar logis Ada hubungan keterkaitan semuanya Di skenario belajar buat plot alur runtut, shg bisa menciptakan konflik greget, twist2 dst

Nulis novel dan skenario spt bikin puzzle. setiap keping ada fungsinya Mbak alya programmer tv sekolah perfilman beri tips buat adegan Adegan hrs penting. Alur hrs berbincang Kalau kuat, tdk bisa diutak atik lagi oleh yg lain Di tiap adegan, ada keterkaitan dg adegan lain




Tips Menulis Memoir dan Novel

Tips Menulis Memoir dan Novel
​Hai, apa kabar?
Semoga terus semangat membaca dan menulis
Berikut beberapa tips nulis yang bisa kami bagikan kali ini.
1. Tips Menulis Memoir
  1. Tips Menulis Memoir (1)
  2. Tips Menulis Memoir (2)
  3. Tips Menulis Memoir (3)
  4. Tips Menulis Memoir (4)
  5. Tips Menulis Memoir (5)
  6. Tips Menulis Memoir (6)
  7. Tips Menulis Memoir (7)
  8. Tips Menulis Memoir (8)
  9. Tips Menulis Memoir (9)
  10. Tips Menulis Memoir (10)
  11. Tips Menulis Memoir (11)

3. Tips Menulis Novel
  1. Tips Menulis Novel: SUBPLOT
  2. Tips Menulis Novel: PLOT
  3. Tips Menulis Novel: PREMIS
  4. Karakter Dan Plot
  5. Kiat Membuat Hook Novel
  6. Menulis Ide dan Draft
  7. Judul atau Naskah Dulu?
  8. Tips Menulis Novel: PERGERAKAN
  9. Tips Menulis Novel: WRITER'S BLOCK
  10. Bagaimana Menghidupkan Adegan?
  11. Tips Menulis Novel: ENDING
  12. Tips Menulis Novel: NARATOR
  13. Tips Menulis Novel: PANTSER atau PLOTTER
  14. Spektrum Karya
  15. Prolog dan Epilog
  16. Kiat Membuat Plot Twist
  17. Karakter Yang Tidak Hitam Putih
  18. Tips Menulis Novel: DIALOG
  19. Fakta dalam Fiksi
  20. Tips Menulis Novel: Tanda Kutip
  21. Tips Menulis Novel: ADVERBIA
  22. Tips Menulis Novel: EMPATI dan GESTUR
  23. Tips Menulis Novel: Manajemen Kepenulisan
  24. Tips Menulis Novel: REALITAS FIKSI
  25. Tips Menulis Novel: POV
  26. Kiat Mencipta Adegan
  27. Minder Setelah Baca Buku Bagus?
  28. Tips Menulis Novel: KLIMAKS
  29. Fiksi atau Non Fiksi
  30. Ilmu Komunikasi Untuk Menulis Fiksi
Semoga berguna ya:)
Oh ya, tips nulis apalagi yang ingin dikulik?

Ilmu Komunikasi Untuk Menulis Fiksi

Ilmu Komunikasi Untuk Menulis Fiksi

Tempat Kerja, Tim, Pertemuan Bisnis

baca juga:
Tips Menulis Novel: SUBPLOT
Tips Menulis Novel: PLOT
Tips Menulis Novel: PREMIS
Menarik memang cara kerja memori

Sbnrnya, ini salah satu yg dikerjakan oleh penulis fiksi. Main2 dg ingatan sendiri n ingatan narator/tokoh lewat rekayasa alat2 linguistik.
Sepertinya, belajar ttg cara kerja memori (secara ilmiah) jadi fardhu ain hukumnya buat penulis fiksi. Ini kek sejenis akar utk menentukan respon2 narator/tokoh atas suatu kejadian secara behavioral & psikologikal. Skali2 coba iseng googling: How Human Memory Works


baca juga:
Karakter Dan Plot

Kiat Membuat Hook Novel
Menulis Ide dan Draft
Judul atau Naskah Dulu?
Mahasiswa, Mengetik, Keyboard, Teks

Oiya, ada dua buku dasar Ilmu Komunikasi yg (secara gak sengaja) berpengaruh besar sama cara saya nulis hari ini. Anak Ilkom pasti tau. Brent D. Ruben & Lea Stewart - Communication and Human Behavior; dan Richard West & Lynn H. Turner - Introducing Communication Theory.

Dua buku itu kek jangkar utk gw belajar selanjutnya. Pas kuliah dulu, gw sampai terngangah2
Njrit, teori2 komunikasi ini bisa menjelaskan apa yg selama ini gw anggap terjadi secara begitu saja. Salut buat para penelitinya.
Tau fenomena semacam ini?
Ada orng ngomong sama pacarnya: "Aku mau mandiri, gak usah bantu". Tapi, pas pacarnya sama sekali gak nawarin bantuan, dia ngambek
Sbnrnya apa yg terjadi? Fenomena ini ada penjelasannya dlm Relational Dialectics Theory. Ada polanya. Seru, kan

Startup, Bisnis, Orang Orang, Siswa
baca juga:
Tips Menulis Novel: PERGERAKAN
Tips Menulis Novel: WRITER'S BLOCK
Bagaimana Menghidupkan Adegan?


Atau, fenomena ini: Kamu liat temen sedang sedih. Kamu paksa cerita, dia nggak mau. Akhirnya kamu ngomong ngalor-ngidul. Eh, tanpa dipaksa dia malah cerita. Ini apa? Ini dijelaskan sama Social Penetration Theory
Hampir semua fenomena komunikasi yg terjadi sama manusia, udah dijelaskan bagaimana terjadinya oleh para peneliti. Kita bisa pakai, kalau mau. Tambahannya adlh fenomena2 emosional di balik perilaku yg bisa dipelajari lewat psikologi/psikiatri.
Kamu prnh tau fenomena ini? Ketemu orng di kereta luar kota, dia nanya: Habis ini stasiun apa? Kamu jawab, trus nanya balik: Memangnya mau turun di mana? Dia jawab nama daerah yg sama. Lalu, kamu bisa mulai ngobrol. Ini apa? Ada penjelasannya di Uncertainty Reduction Theory.
Uncertainty Reduction Theory bermanfaat banget utk membangun adegan Meet-Cute yg sering muncul di film2 romantis. Sempet nonton Before Sunrise? Yg dua tokohnya ketemu di kereta? Adegan itu salah satu contoh bagus bagaimana Uncertainty Reduction Theory bekerja dalam konteks.
Pertemuan, Coffee Shop, Orang Orang
baca juga:
Tips Menulis Novel: ENDING
Tips Menulis Novel: NARATOR
Tips Menulis Novel: PANTSER atau PLOTTER

Jadi, kalau kita anak komunikasi dan/atau psikologi, sbnrnya kita udh pegang modal dasar utk nulis fiksi. Dua bidang ilmu ini adalah dasar hampir di semua adegan dalam fiksi. Cara mewujudkannya ke naskah, ya, pakai Ilmu Bahasa.
Sisanya dipenuhi pakai riset khusus tergantung tema. Misal: Ceritanya ttg atlet. Ya risetlah tth kehidupan atlet. Pola komunikasi antar tokoh dan fenomena psikologisnya akan begitu2 aja accross all genre.
Hampir semua fenomena manusia dan bagaimana manusia berinteraksi dg dunianya sudah diteliti sama para peneliti2 hebat di seluruh dunia. Tidak ada fenomena yg benar2 baru. Kita—penulis fiksi—sebenrnya cuma merekayasa & memodifikasi pola2 itu agar sesuai dg tujuan kita menulis.
Ada aksioma dalam Ilmu Komunikasi: Human can not not communicate. Kita tidur sendirian dalam hutan. Berkomunikasi, gak? Tetep berkomunikasi, karena ada satu level komunikasi paling bawah yaitu Intrapersonal Communication—komunikasi dg diri sendiri.

Teori bisa sangat memusingkan. Tapi, pusing adalah konsekuensi logis yg harus diambil oleh semua penulis ketika memutuskan utk menulis. Kenapa pusingnya tanggung2?

temukan penjelasan teoretik ttg bagaimana sebuah fenomena bisa terjadi.

Karena: "Mengapa dan Bagaimana" adalah dua pertanyaan yg PASTI HARUS dijawab oleh seorang penulis fiksi dalam ceritanya.
Tangan, Kebebasan, Ibadah, Pria



baca juga:
Spektrum Karya

Prolog dan Epilog
Kiat Membuat Plot Twist

Menulis Fiksi adalah Aksi Komunikasi. Apa yg trjadi saat kita menulis naskah fiksi? Sebenarnya kita lagi ngapain?
semua orang sudah punya ide dan cerita, tapi tidak semua orang tau bagaimana menceritakannya. Bagian terpenting dr cerita adlh penceritaan
pas mulai belajar sesuatu, kita harus tahu dulu, sbnrnya apa yg sedang dipelajari dan bagaimana cara belajarnya. Sblm belajar, belajar dulu caranya belajar. Klo gak, kita cuma buang2 waktu.
ada banyak cerita yg menyentuh perasaan saat sedang DIBACA. Dan, pertanyaan pertama gw adalah: Apakah perasaan yang sama muncul saat sedang DITULIS? Membaca dan Menulis beda, kan? Waktunya aja beda. Kegiatannya beda. Cenderung dilakukan oleh orng yg beda.
apa hubungan proses penulisan dg proses pembacaan? Jelas, hubungannya nggak langsung. Penulis & Pembaca TIDAK terhubung scr langsung. Ada variabel antara, yaitu: NASKAH. Penulis TIDAK BISA terhubung langsung ke pmbaca. Penulis terhubung langsung sm naskah.
proses menulis-naskah-membaca sbg proses komunikasi. Encoding-code-decoding. Jadi, proses ini gak lebih dari: "proses pembuatan kode oleh penulis untuk menyampaikan pesan kepada pembaca."


baca juga:
Karakter Yang Tidak Hitam Putih
Tips Menulis Novel: DIALOG
Fakta dalam Fiksi

Mahasiswa, Mengetik, Keyboard, Teks

Jadi, cuma ada TIGA bagian besar dari proses penulisan yang sekiranya perlu diperhatikan penulis: 1. Proses analisis sasaran komunikasi; 2. Proses Pembuatan Kode Linguistik; 3. Proses pengiriman kode. Apapun mediumnya (novel, puisi, cerpen, dsb), modelnya PASTI selalu itu.
Di zaman ini, tiga tugas di atas disederhanakan: 1. Tugas Analisis Pembaca dilakukan Editor. 2. Tugas Pengiriman Naskah dilakukan Pemasaran Penerbit. Artinya? Tugas UTAMA penulis HANYA di proses penciptaan kode. (Walau, sering ada hal non-utama yg dibebankan ke penulis jg)
Gw suka sama hal2 yg sederhana (walau gw jg menemukan, sering utk bertindak sederhana, kita harus mulai dg proses berpikir yg rumit). Termasuk saat gw belajar menulis. Sampai level tertentu, kalau sesuatu rumit, cenderung ada yg salah, baik dlm sistemnya atau pemahamannya.
Gw berkali2 ikut workshop menulis. Dan gw malah sering menemukan glorifikasi kerumitan dunia menulis. Apa yg sebenarnya membuat rumit? Dari hasil pengamatan gw sebagian besar kerumitan itu justru muncul dr hal2 yg gak ada hubungan sama proses menulis. Alias: MITOS.

Dan hampir semua mitos yang saya temukan terkait dengan satu hal: PERASAAN. Misal: Perasaan Penulis berhubungan sama cara pbaca menginterpretasi naskah. Dan, writer's block. Dua itu saya anggap sebagai mitos yg seharusnya dipecahkan.


baca juga:
Tips Menulis Novel: Tanda Kutip
Tips Menulis Novel: ADVERBIA
Tips Menulis Novel: EMPATI dan GESTUR
Tips Menulis Novel: Manajemen Kepenulisan

Makanan, Minuman, Orang Orang, Dewasa

Untuk secara fokus mempelajari cara membuat kode linguistik (menulis), semua mitos2 yg ada perlu dibuang dulu. Mitos2 menganggu proses pembelajaran itu. Karena, sering penulis malah fokus sama mitosnya. Like: Perasaan Patah Hati membuat tulisan lebih bagus. Gw: Hah? How come?
Mau seribu kali patah hati, kalo kita gak bisa bangun struktur dan kalimat yang bisa MENIRU model situasi patah hati, ya gak akan bisa dideteksi pembaca. Plus, dg pbaca yg makin skeptis (saking banyaknya tulisan macam ini), tanpa teknik yg baik, patah hati jd meaningless.
Artinya: penulis bukan cuma terbeban dg kemampuan untuk mempelajari dan menggunakan teknik menulis untuk mengirimkan pesan. Melainkan, kemampuan untuk menggunakan teknik2 yg ada dg cara2 BARU. ATAU, kita akan terus menemukan tulisan2 berbeda yg terasa sama saja
Ini serius. Kalau ada yg merasa Patah Hati-nya sangat luarrrr biasa sampai merasa bahwa cuma dia yg bisa merasa seperti itu dan orang akan tertarik membaca krn itu. Percaya: Patah Hati selalu sama saja. CARA nulisnya yang perlu berbeda. Dan, ini PENTING.
Penulis bukan sedang berlomba2 siapa yg lebih dalam patah hatinya, melainkan MELAWAN KLISE dg menggunakan teknis menulis hingga mhasilkan karya yg bisa dipertanggungjawabkan. Dan inilah salah satu hal yg perlu diperjuangkan oleh penulis lewat pembelajaran yg gak akan selesai.
baca juga:
Tips Menulis Novel: REALITAS FIKSI
Tips Menulis Novel: POV
Kiat Mencipta Adegan
Sedih, Gadis, Kesedihan, Patah Hati



baca juga:
Minder Setelah Baca Buku Bagus?
Tips Menulis Novel: KLIMAKS
Fiksi atau Non Fiksi
sumber: wisnucuit

Menu