Surveyor dan Enumerator, Apa Bedanya?
Dulu aku pernah menjadi surveyor di perusahaan AC Nielsen selama beberapa tahun. Lumayan banget sih pengalaman ini, tidak menyangka akan menjadi pijakan yang berharga dalam karirku sebagai peneliti (yang baru kusesap belasan tahun berikutnya). Pernah diminta tolong oleh Muslimat NU juga untuk menjadi enumerator dalam proyek riset yang dibuat oleh Badan Anti Terorisme.
Nah! Pasti ada juga yang bertanya-tanya, apa sih bedanya surveyor dan enumerator?
Surveyor dan enumerator memiliki peran yang berbeda dalam proses penelitian atau survei, meskipun keduanya sering bekerja bersama dalam pengumpulan data. Berikut perbedaannya:
Surveyor
- Peran Utama: Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengawasan survei.
- Tugas:
- Merancang kuesioner atau instrumen penelitian.
- Menentukan metode dan teknik pengambilan sampel.
- Mengawasi dan melatih enumerator dalam pengumpulan data.
- Melakukan validasi dan pengecekan kualitas data yang dikumpulkan.
- Tingkat Keahlian: Biasanya memiliki pemahaman mendalam tentang metodologi penelitian dan statistik.
- Posisi dalam Tim: Biasanya berperan sebagai supervisor atau koordinator dalam survei.
Enumerator
- Peran Utama: Bertugas mengumpulkan data langsung dari responden di lapangan.
- Tugas:
- Melakukan wawancara atau observasi berdasarkan kuesioner yang telah disiapkan.
- Mencatat jawaban responden secara akurat.
- Menjaga hubungan baik dengan responden agar data yang diperoleh valid.
- Tingkat Keahlian: Memerlukan keterampilan komunikasi yang baik dan ketelitian dalam pencatatan data.
- Posisi dalam Tim: Berada di tingkat operasional sebagai pelaksana survei.
Kesimpulan
- Surveyor lebih fokus pada perencanaan, pengawasan, dan analisis data.
- Enumerator lebih berperan dalam pelaksanaan dan pengumpulan data langsung di lapangan.
Dalam proyek besar, surveyor bertanggung jawab atas strategi dan kualitas data, sementara enumerator memastikan data dikumpulkan dengan benar sesuai prosedur.