Kenapa Harus Minum Antibiotik Sampai Habis

 kenapa harus minum antibiotik sampai habis




Minum antibiotik sampai habis adalah prinsip penting dalam pengobatan infeksi bakteri, dan hal ini dilakukan karena beberapa alasan utama:

Memastikan Eradikasi Bakteri:

Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan penyakit. Jika pengobatan dihentikan sebelum bakteri benar-benar tereliminasi, maka bakteri yang tersisa yang mungkin masih hidup atau melemah dapat berkembang biak kembali dan menyebabkan infeksi yang lebih serius atau sulit diobati.

Pencegahan Resistensi Antibiotik:

Jika antibiotik dihentikan sebelum waktunya, bakteri yang selamat dari pengobatan dapat mengalami mutasi dan mengembangkan resistensi terhadap antibiotik tersebut. Ini berarti antibiotik yang sama mungkin tidak efektif jika digunakan kembali di masa depan, dan ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam pengobatan infeksi yang lebih parah.

Mencegah Kambuhnya Infeksi:

Infeksi bakteri yang tidak diobati sepenuhnya memiliki kemungkinan besar untuk kembali atau kambuh dengan gejala yang sama atau bahkan lebih buruk. Dengan menghabiskan seluruh kursus antibiotik yang diresepkan oleh dokter, Anda dapat meminimalkan risiko ini.

Meningkatkan Kualitas Pengobatan:

Dokter biasanya meresepkan antibiotik berdasarkan durasi tertentu yang telah diteliti dan disetujui untuk jenis infeksi tertentu. Mengikuti petunjuk penggunaan antibiotik ini dapat meningkatkan efektivitas pengobatan dan memastikan bahwa bakteri penyebab infeksi benar-benar terkendali. Penting untuk selalu mengikuti instruksi dokter dan menghabiskan seluruh kursus antibiotik yang diresepkan, meskipun gejalanya mungkin mereda sebelum obat selesai. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang pengobatan Anda atau mengalami efek samping yang tidak diinginkan, bicarakan dengan dokter Anda sebelum mengubah dosis atau menghentikan pengobatan. Pemakaian antibiotik yang tepat adalah salah satu cara terpenting untuk memerangi infeksi bakteri dan mencegah resistensi antibiotik yang semakin memburuk.

Liputan Aman dengan Insto Dry Eyes

Liputan Aman dengan Insto Dry Eyes


Menjadi bagian dari kru media dan majalah tuh seru seru sedih. Serunya kalau liputan dan tulisan bisa diselesaikan dengan tepat waktu serta bisa diterima baik oleh pembaca, apalagi kalau mendapat tanggapan antusiasme yang heboh.
Sedihnya kalau musti mengejar deadline di tengah tugas-tugas lainnya baik sebagai pelajar ataupun anak manis yang musti menyenangkan orang tua.
Sedih banget tuh kalau misalnya harus liputan di tengah siang hari bolong musim panas alias kemarau demi mendapatkan konten buat majalah dan media yang sudah kita komitmenkan.
Sudah lah panas sekali terik mataharinya. Gerah pula hawanya. Dan cuacanya juga bikin demam karena musim panca roba peralihan panas ke dingin atau dingin ke panas. Ditambah pula dengan polusi udara oleh debu, asap kendaraan dan lain-lain residu yang semakin membuat tak nyaman suasana.
Kadang karena saking panas dan keringnya, mata kita pun tak luput dari imbasnya. Rasanya mata tuh kering dan akhirnya sakit. Sudah berkali-kali mengkerjap kerjapkan mata juga tapi tak berkurang rasa sakitnya.
“Kamu kenapa, Ris?”
“Mataku sakit banget nih,” Risma mengucek ucek matanya. Dia sejenak memandang langit seolah dengan begitu akan ada perubahan.
“Jangan malah kamu ucek lah. Ntar tambah sakit lho,” Dewi memperingatkan sahabatnya.
“Aku pulang ya,” mulai putus asa Risma hendak beranjak pergi.
“Lhoh gimana sih. Kan liputan kita belum selesai nih Kan  arak-arakan prajurit patang puluhannya belum selesai,” Dewi menarik lengan Risma, menahannya untuk tidak jadi pergi.
Yang sebenarnya, dirinya sendiri juga lumayan capek. Semalaman mereka meliput arak-arakan tumpeng songo dari arah pendopo kabupaten ke arah masjid Agung Demak. Berdesak-desakan dengan banyak warga yang berebut tumpeng dari Sembilan tumpeng tersebut.
Siang sebelumnya mereka sudah jalan ke arena tempat Grebeg Besar di Tembiring. Dulu tempatnya di alun-alun depan Masjid Agung persis. Tapi sejak beberapa tahun terakhir lokasinya jadi lebih jauh sehingga mereka harus ekstra energy untuk ke sana.
Di hari-hari menjelang Idul Adha begini, warga makin banyak yang memadati Grebeg Besar sehingga makin penatlah tubuh ketika liputan seperti itu.
Pagi ini mereka ke Grebeg Besar lagi melanjutkan beberapa pengambilan gambar dan makin siang makin kering dan panas.
Kemudian mereka mengikuti arak-arakan Prajurit Patang Puluhan dari arah masjid Agung ke Masjid Kadilangu. Dengan panas dan kering yang makin menjadi-jadi. 







“Mataku masih sakit,” keluh Risma menyerah.
“Wan!” Dewi meneriaki salah seorang kawan yang lewat.
“Kamu biasanya membawa banyak obat di kantong ajaibmu kan?” cegat Dewi sembari menarik Awan mendekat ke arah Risma yang menunduk sambil memejamkan matanya.
“Mata Risma kenapa?” Awan yang peka dan cepat tanggap langsung memeriksa mata Risma, kawan akrabnya juga selain Dewi dan kru majalah mereka lainnya.
“Nih pakai Insto Dry Eyes,” Awan mengambilkan obat dari dalam tasnya.
 “Insto dry eyes bisa membantu  mengurangi pegal di mata, sebab berfungsi seperti air mata buatan,” imbuhnya.
Insto dry eyes  mengandung bahan aktif yang dapat mengatasi kekeringan pada mata dan dapat digunakan sebagai pelumas pada mata. Selain itu juga memiliki bahan aktif yang dapat membunuh bakteri. Obat tetes mata ini tersedia dalam ukuran  7.5 ml. Mata Kering, Mata Sepet, Mata Pegel, Mata Perih, Mata Lelah merupakan gejala mata kering. Solusi pegal, sepet dan perih  pada mata tentu saja Insto Dry Eyes

“Alhamduillah. Makasih ya,” Risma sudah tersenyum sekarang dan bisa melanjutkan liputannya hari ini.


Menu