Tampilkan postingan dengan label spiritualitas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label spiritualitas. Tampilkan semua postingan

Wirai dan Wirang: Dari Kemasygulan Menuju Keinsyafan

 Wirai dan Wirang: Dari Kemasygulan Menuju Keinsyafan


Setiap orang pernah merasakan kegagalan. Ada yang cepat bangkit, ada pula yang terjebak lama dalam kecewa. Saya sendiri pernah mengalami titik itu—ketika gagal lolos seleksi beasiswa doktoral, padahal sudah sampai tahap wawancara. Rasa masygul muncul: kecewa, bingung, sekaligus menyesali hal-hal kecil yang saya abaikan.

Dari situ saya mulai merenung. Mungkin kegagalan ini bukan semata soal persaingan ketat, tetapi juga soal bagaimana saya menjalani hidup sehari-hari. Tentang undangan yang tidak saya hadiri, doa yang penuh keraguan, kejujuran yang tertahan saat wawancara, bahkan hal-hal remeh seperti tidak mengembalikan pena kafe.

Dalam renungan itu saya teringat pada istilah pesantren: wirai dan wirang.

  • Wirai berarti berhati-hati, menjauhi yang meragukan, bahkan dalam perkara kecil.

  • Wirang berarti rasa malu—bukan malu karena dipermalukan, melainkan malu pada diri sendiri dan pada Allah jika sampai berbuat buruk.

Dari kegagalan itu, saya belajar bahwa hidup memang harus dijalani dengan hati-hati (wirai), agar tumbuh rasa malu yang menjaga kita dari keburukan (wirang). Dan justru dari masygul itu lahir keinsyafan, sebuah kesadaran baru bahwa setiap langkah kecil punya arti besar.

Buku “Wirai dan Wirang: Dari Kemasygulan Menuju Keinsyafan” lahir dari perjalanan batin ini. Isinya bukan teori, melainkan refleksi pribadi tentang bagaimana kegagalan bisa berubah menjadi pintu menuju kebijaksanaan.

Saya berharap, siapa pun yang membaca buku ini akan menemukan sesuatu: mungkin keberanian untuk jujur pada diri sendiri, mungkin ketenangan dalam menghadapi kecewa, atau mungkin sekadar pengingat bahwa hidup harus dijalani dengan penuh hati-hati.

Karena pada akhirnya, kegagalan hanyalah satu bab dalam hidup. Masih banyak bab lain yang menunggu untuk kita tulis—dengan wirai, dengan wirang, dan dengan hati yang lebih jernih.


Beli bukunya di sini

https://play.google.com/store/books/details?id=BER-EQAAQBAJ

http://books.google.com/books/about?id=BER-EQAAQBAJ


Kenapa Tuhan Cancel

Kenapa Tuhan Cancel




Pernah mengalami cancellation? Dijanjikan sesuatu lalu batal?

jadi ingat lagu didi kempot kan? (lagu yang mana coba?:D)

hahaha


apa yg sebenarnya terjadi ketika kita batal menerima karunia/anugrah yg tadinya sempat mampir/ditawarkan pd kita?

dulu pernah ketika seorang teman menanyakan hal ini, dan kuforward ke seorang kyai, beliau memberikan amalan dan doa. (tapi skrg lupa persisnya, soalnya sdh lama banget) kalau gak salah, telapak tangan kanan ditaruh ke bawah dada dekat ketiak kiri (posisi jantung?) sambil baca..

surat2 apa ya? lali aku. hiks. surat al ikhlas? alfalaq? annaas? al insyiroh? ayat kursi? atau apa ya?

hadeuh.... beneran lupa.

balik ke pertanyaan awal 

knapa Allah cancel?

cancellation itu 

bisa jadi krn perbuatan buruk kita, entah itu dosa, maksiat dan semacamnya 

bisa jadi disebabkan kesombongan, ghurur, merasa mampu dst 

bisa jadi krn saat kita overshare, jd ada yg kurang senang/hasad dst (inget cerita nabi yusuf yg menceritakan mimpi pd ayahnya dan menimbulkan hasad/dengki di hati saudara2nya yg lain)

bisa jd krn ingin memberi kita pelajaran 

bisa jd krn menyelamatkan kita dari kerusakan/kehancuran yg akan kita alami jika dilanjutkan? 

atau mungkin sebenarnya teaser yang kita pernah dapat itu sebagai hiburan saja dari Allah hehehe. Semacam biar kita semangat hidup gitu. jadi belum beneran ingin ngasih. hohoho. ngarang puol.

apalagi yg mungkin menyebabkan cancellation ini?

mungkin juga karena kurang sedekah?
mungkin karena kurang tulus?
mungkin karena niatnya tak cukup baik?

BTW

Kita gak punya kekuatan apa apa untuk meruntuhkan, untuk membatalkan, untuk menyelesaikan segala masalah, segala sesuatu, segala hal yang sudah terlanjur kita lakukan, tapi kita punya Allah, yang maha besar, yang lebih besar dari itu semua. 


Jadi, mari berdo'a pada-Nya.