Mau Tak Mau Jadi Maju
Mau Tak Mau Jadi Maju. Begitulah kesanku ketika mengikuti challenge one week one post. Karena mau gak mau, meski sibuk sekalipu jad terpacu untuk menulis satu postingan blog sesuai tema yang ditentukan.
Dalam perjalanan menghandle challenge ini, aku gunakan resep dan rumus lamaku. Begiti lihat pengumuman tema challenge nya, langsung tulis saja. Gak harus di laptop. Di hape pun jadi. Gak harus di meja kerja atau ruang yang nyaman, di jalan pun jadi. Sambil naik bis, naik kereta, naik angkot, naik trans, naik krl, naik mrt. Belum dengan naik pesawat karena belakangam sejak covid ini belum bepergian dengan pesawat lagi.
Cara menulisnya juga dibikin santai, tidak ngoyo. Biasanya otak bekerja melakukan recall memory terhadap peristiwa, momen, kejadian dan cerita terkait dengan tema. Lalu tulis begitu saja. Kira-kira kalau sudah lebih dari tiga ratus kata, barulah ancang ancang membuat closing penutup tulisan.
Nah di sesi terakhir challenge inilah aku baru sadar bahwa waktu senggang sesungguhnya adalah privilege. Karena sibuk sekali satu mingguan ini, jadi aku gak sempat nulis postingan terakhir. Dan sekarang meski badan masih capek banget karena baru saja datang dari tugas satu minggu untuk kongres, aku berusaha menyelesaikan tulisan.
Eh, kojur guys, pas tadi sudah nulis sampai selesai ternyata karena ngantuk mata merem, jari jemari ini tahu tahu menghapus tulisan yang sudah kubuat. Dan hanya tersisa dua paragraf. Huhuhu sedih bangets. Terpaksa sekarang nulis lagi biar selesai tugas kali ini.
Tetap semangat dong ya meski badan capek dan mata maunya merem terus, geger maunya di-luk, alias berbaring.
Bismillah bismillah laa haula wa laa quwwata iaa billahil aliyyil adziim
0 Comments:
Posting Komentar