Ada kalanya kita tunggang langgang Berlarian setengah gila meski tetap bercerita Memanggul senjata Dan memuntahkan kegamangan Begitu saja Seperti riak air yang tertumpah di pelupuk mata Ada kalanya kita centang perenang Berbisik tanpa makna namun tetap berisyarat Menyebarkan bisa Serta mengais kebohongan Terus saja Seperti gelombang merdu yang menggertak di gendang telinga Kawan, Engkau pasti lelah dan hendak rebah Namun engkau tahu Aku masih menyimpan mimpi itu Mempersiapkannya demi masa depan kita Yang pernah kita perbincangkan bersama Di tengah malam kalut dan carut marut Kawan, Aku hendak menyerah dan pasti susah Namun aku tahu Engkau masih menjaga nyala itu Membakarnya untuk sesuatu yang kita tunggu Dan pernah kita perdebatkan keteguhannya Di tengah badai kabut dan sepi memagut
MENJADIKAN MIMPI
Jari jemari berkelit berkelindan Merekam jejak menggores kuas keindahan Meletupkan emosi peradaban Berbusa-busa perkatan Diantara desingan pemikiran Kemasi semua yang telah terlewat Mari berkelana selayak ibnu batuta Di pagi buta mencari berita Merebah di kala senja Berdiam dalam malam pada sepertiganya Labuhkan sejenak semua pedih Usai itu tegak berdiri Mari berlari mewujudkan mimpi Dunia menari ingin dikelilingi Takkan hanya berhenti sampai disini ## Kedua puisi itu dibuat untuk orang-orang yang percaya pada kekuatan mimpi dan meyakininya akan terwujud suatu saat nanti. Penulis sendiri akhirnya bisa mewujudkan salah satu mimpinya untuk bisa melanjutkan kuliah di luar negeri meskipun penuh perjuangan serta penantian yang panjang. Ketika menulis puisi “Genderang Tengah Malam” penulis hampir saja putus asa dalam meraih mimpinya tersebut, terasa mustahil karena sepertinya tidak ada jalan. Namun kemudian dia diingatkan bayangan masa lalu ketika berdiskusi dengan temannya dan saling menguatkan dan berjanji bertemu di Eropa. Ingatan itu bak gendering yang membangkitkan orang-orang yang sedang bermimpi tengah malam untuk bangun dan mewujudkannya. Sedangkan “Menjadikan Mimpi” merupakan tulisan di awal-awal membangun mimpi kuliah di luar negeri, penulis ingin menjelajah ke berbagai daerah, berkunjung ke penjuru bumi. Dan kemudian mimpi itu mulai terwujud satu per satu. Tentang Penulis Ari Sentani, adalah penggagas Demakreatif, sebuah gerakan untuk membangkitkan lagi semangat membangun Demak melalui ekonomi kreatif. Dia bermimpi untuk menjadikan Demak sebagai pusat peradaban dunia setara ketika kerajaan Demak mampu memiliki armada maritim kelas dunia. Telah menerbitkan kumpulan puisinya dalam bentuk buku yang berjudul “Asa di Langit Ke 7”. Alumni Unissula ini sekarang sedang menempuh program Master (S2) bidang Teknik Sipil di Universite de Nantes, Prancis.
For reservation, review and any other collaboration, please do not hesitate to contact at 085701591957 (sms/wa) DM twitter @DeMagz_ https://twitter.com/DeMagz_ DM IG @vivademak https://www.instagram.com/vivademak/ inbox FB Page: https://www.facebook.com/demagz/ Line: diannafi57 Email: demagzcie@gmail.com
0 Comments:
Posting Komentar