New Normal After Covid-19

New Normal After Covid-19


Kayak gimana sih nantinya New Normal After Covid-19


COVID-19 adalah 'reset button' kepada dunia, dan dunia akan memasuki fasa 'new normal'. Keutamaan negara akan beralih kepada Kelestarian Alam, Kesehatan Publik, Keamanan dan Kebersihan Makanan, Keadilan Sosial, dan Integrasi Ekonomi. Inilah pilihan di hadapan kita.

Things are never going to go “back to normal.” this is the new normal


This is the new normal. What a bleak prospect.


Hygiene practice will become a new normal (good news!). Another normal is that, kita tak boleh bersangka baik dan sentiasa berhati hati even dengan kenalan sendiri sebab takut infeksi. No more random hi to strangers. Another norm is that being unemployed.


This is mostly from reduced driving with the same vehicle fleet. It could be the new normal and ~13 million people living there would be healthier if we electrify transportation.


I hope one if it is normalizing staying at home when you’re down with cold/flu, soalnya selama ini dua penyakit itu dianggap ga bahaya, jadi cenderung masih disuruh kerja Kemudian normalizing concall, supaya mengurangi commuting/meeting ga necessary


Normalising Remote Working for companies too, I hope. It makes time management more efficient


The reality is this will likely be us for the next two years, and recurring lock downs are just the new normal.

Never leave the house
Always on edge
Depressed due to lack of human contact, sunlight, and exercise
Constantly becoming more hopeless about the state of the world
Spend all day online
Facts, everyone is going to get it just a matter of how good your immune system is to fight it off. Take ya vitamins and eat right man.

Sudah di tahap, “okay, this is the new normal. Nggak ada gunanya cemas setiap hari. Nggak ada gunanya berkutat di masalah, lebih baik fokus ke apa yang bisa elo kerjain.” ... and honestly I feel better.

Even if the virus did vanish in a puff of smoke and everyone went "back to work", the behavior of billions of people and every country has been permanently changed. Demand won't quickly come back, borders won't easily reopen, international relations won't be the same.

Di masa krisis, peran negara yang kuat sebenarnya wajar saja. Tapi yang menarik untuk diamati adalah pasca Covid-19 nanti. Apakah krisis ini akan mengubah relasi state & society? Apakah tren negara kuat akan kembali lagi? Inikah the new normal?

Ekonomi Lokal dan Climate and Green Sustainability harus menjadi elemen penting untuk ekonomi "new normal". COVID reset our emission intake and push us to IR 4.0 secara tidak langsung on everything, Business, lifestyle, governance.

Yuval memang jago memaparkan realitas dan kemungkinan2 ke depan tanpa menawarkan solusi konkret. Justru kitalah yg hrs ambil keputusan sendiri spy terhindar dr kemungkinan buruk itu

Yang bikin merinding dari paparan Pak Yuval: new normal ke depan, tiap warga negara harus menerima nasib dijadikan obyek eksperimen sosial, sambil jaminan privasinya dianulir dan hak demokratisnya dibatasi. Semuanya atas nama sikon darurat, kesehatan masyarakat dan ketertiban umum.

I asked God. His response was heart-warming. He said— “What if this is your new normal, will you still be faithful? Will you still serve me, pursue and walk with me?”

Post COVID-19 world: 1. What if COVID-19 isn't a one-off? 2. What if there's another pandemic in a few years? 3. If this is a "new normal," we need to think differently. 4. We can't shut down our economy for every pandemic. 5. We need global health, testing, quarantine standards.

When this is all over,I hope things DON'T go back to normal.I want people to continue to check on each other,and do silly things that make people smile,the kids to play outside,and all of us supporting each other & respecting the world we live in.That should be our new normal.

If you don't come out of this quarantine with: 1.) more kindness 2.) more compassion 3.) realization of our own insignificance and fragility as a species The chances are that you never will.
If you don’t come out of this quarantine with either:
1.) a new skill 2.) starting what you’ve been putting off like a new business 3.) more knowledge You didn’t ever lack the time, you lacked the discipline.

Bantuan Hazmat Suit untuk Rumah Sakit dan Faskes

Bantuan Hazmat Suit  untuk Rumah Sakit dan Faskes



Bismillahirrahmanirrahim...
Niat kami membantu untuk negeri, tapi kami sadar bahwa kami tak akan mampu jika sendiri.
Maka kami mengundang semua saudara/i untuk membantu negeri melewati masa sulit ini, dengan melindungi garda terdepan kita yang korbankan jiwa raga demi keselamatan bangsa.
Saat ini kami sedang memproduksi Hazmat Suit/Baju Pelindung Diri dan shoes cover di Purwodadi. Prioritas kami bantuan ini akan disalurkan terlebih dahulu ke beberapa RS & Faskes di Purwodadi dan Semarang yang memang sangat membutuhkan. Tidak menutup kemungkinan kami akan membuat face shield yang memang lebih langka keberadaannya.
Kami mohon doa agar upaya ini diberikan kemudahan, kelancaran dan perlindungan dari Allah SWT.
Kami juga mempersilahkan saudara/i yang peduli untuk membantu kami.
Monggo apabila Saudara/i berkenan bergabung dengan kami untuk melindungi tenaga medis demi maslahat negara dan rakyat Indonesia. Atau bantu share info ini ke saudara dan rekan-rekannya. Matur suwun.
This too shall pass...



Saudara-Saudari...
Bantu kami untuk Lindungi Tenaga Kesehatan di Semarang-Demak-Purwodadi dengan menyediakan Hazmat Suit. Saat ini APD yang disediakan pemerintah belum dapat mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan kita di seluruh RS maupun Faskes Kabupaten/Kota. Kalau bukan kita yang bantu, siapa lagi?

Semoga wabah ini semoga berlalu...
Semoga tidak ada lagi korban jiwa yang jatuh dari tenaga kesehatan maupun masyarakat kita...
Untuk semua yang telah mendahului akibat wabah Covid-19 ini, lahum al-fatihah..




Penyerahan hasil donasi Lindungi Tenaga Kesehatan Semarang-Demak-Purwodadi Batch 2 dalam bentuk Hazmat Suit, Shoes Cover dan masker non medis di Kabupaten Grobogan.


Terima kasih Saudara-Saudari donatur rahimakumullah...
Semoga amal panjenengan diterima oleh Allah dan dibalas dengan berlipat-lipat kebaikan..
Mari saling melindungi di masa-masa keprihatinan ini...


Teaser Novel Juli

Teaser Novel Juli

Novel Juli karya Dian Nafi dikerjakan semasa working from home karena situasi pandemi corona. 

Teaser JULI lainnya bisa dibaca di web hasfa


Raho menggelitiki Ara dari belakang. Anak perempuannya yang paling kecil itu menggelinjang sambil tertawa-tawa kegelian.

"Ayah!" teriaknya sambil memoncongkan mulutnya yang mungil dan merah muda. 

"Kan aku lagi main bikin gedung. Ntar gedungnya rusak."

Raho makin menjadi-jadi, memeluk Ara dan menciumi pipi serta wajahnya sampai  tersengal-sengal hampir kehabisan nafas. Anak perempuan tiga tahunnya itu makin mengingatkannya pada sosok May yang arsitek. May pernah bilang dia sudah cukup tua sekarang untuk bisa punya anak lagi kalau nanti akhirnya menikah dengan Raho.

"Toh sudah ada Ara, itu anakku juga kan. Anak kita," kata May suatu waktu.

Memang Raho sendiri yang cerita kalau dia seringkali membayangkan May saat berhubungan dengan Juli. Dan tidak bisa dia pungkiri mungkin juga saat pembenihan Ara terjadi.

Dekat dan menghujani kasih sayang pada Ara - bagi Raho- bagai mengasihi May yang saat ini belum bisa direngkuhnya secara fisik. 

"Senang banget ya kalau punya anak lagi lucu-lucunya gini," tahu-tahu Juli sudah ada di belakang mereka. Tadi dia masih sibuk dengan pekerjaan di meja kerjanya. Justru keadaan working from home membuatnya lebih sibuk daripada biasanya kalau harus ngantor.

"Mamaaa..." Ara menghambur ke pelukan ibunya.


Juli menciumnya dengan gemas, meski kalimat berikutnya yang meluncur berisi cemas.

"Kalau Ara sudah besar, pasti Ayah pengin punya yang lucu-lucu lagi ya?" 

Raho tak menjawab. Dia tahu ke mana arah obrolan itu. Meski May beberapa kali bilang kalau Juli mulai menyindir-nyindir tentang poligami sebenarnya Raho justru punya jalan dan pintu untuk menyampaikan maksud serta rencananya. Tapi seperti biasa, selalu ada gap kesenjangan antara kesiapan simulasi dengan saat harus berhadapan langsung dengan kenyataan dalam realita. 



**
Buku-buku karya Dian Nafi lainnya bisa dilihat di katalog ini. Ada sekitar 30 an buku tunggal dan 90 an antologi yang diterbitkan 17 penerbit Indonesia.

Buku-buku Digital alias ebook karya Dian Nafi bisa dilihat di sini.

Versi ebook bisa dibeli via google play

Beli di shopee https://shopee.co.id/shop/12317423
Beli di Tokopedia https://www.tokopedia.com/hasfriends
Beli di Bukalapak https://www.bukalapak.com/u/ummihasfa
Beli  via wa 081328767574. Tulis nama/alamat/judul buku/jumlah yang dipesan.

Cara Meningkatkan Follower Instagram

Cara Meningkatkan Follower Instagram





Cara Meningkatkan Follower Instagram Beberapa tahun ini kita ketahui Instagram sudah menjadi keseharian untuk banyak orang baik untuk pemakaian pribadi maupun untuk bisnis. Orang-orang terkoneksi secara luas.

Konon, untuk menjadi selebgram, harus punya banyak follower

Bagaimana menambah follower secara organik, tanpa beriklan? Demikian pertanyaan beberapa teman yang baru membuka akun bisnis online di Instagram gara-gara pandemi Covid-19.

Begini beberapa tips dan triknya:

Posting rutin

Kualitas Foto musti prima. Jadi jangan malas untuk mengeditnya

Buat penjadwalan konten

Tepat memilih hashtag aka hestek

Jangan lupa untuk interaksi dan komunikasi dengan follower atau mereka yang komentar di postingan kita. Bisa juga kita jalan-jalan untuk memberi komentar di postingan orang lain. get connected deh pokoknya.


Kadang-kadang bikin instagram story atau IG TV. Pokoknya yang informatif, menghibur, menarik. Yang bermanfaat.


Ada beberapa tips nih agar jualan kamu bisa laku jika dipasang di Instagram.

Yang Pertama kamu harus ganti dulu ke Profil Bisnis. Tidak lupa fitur Instagram Insight yang membuat kamu bisa mengerti info lengkap tentang follower,konten, dsb.

Mau Tahu lebih banyak tentang caranya?

Tunggu postingan berikutnya yaa

Yang Duluan Punya Ide Kalah Cepat Dengan Yang Mengeksekusi

Yang Duluan Punya Ide Kalah Cepat Dengan Yang Mengeksekusi




Hidup tidak selalu harus begini, harus begitu. 
Ungkapan ini pertama kali kucuitkan di twitter dari sejak lama banget. 
Lalu aku membuat postingan artikel di blog dan membagikannya di twitter juga jauh sebelum kang maman dan gus nadir mulai bikin buku hidup kadang begitu yang diterbitkan pak edi diva 

Aku nerbitin sajak-sajak nels, eh sebentar kemudian kang maman dan gus nadir lagi nih ikutan nulis buku puisi. kali ini noura mizan yang nerbitin.

Dulu sekali ungkapanku di twitter juga yang melipat waktu, ruang dan jarak, eh tahu tahu buku pak sapardi yang kemudian terbit berjudul melipat jarak 

Pas aku ngomongin sakral profan, dekat banget dengan cuitanku itu kalis lalu nulis artikel senada.

Yang Duluan Punya Ide Kalah Cepat Dengan Yang Mengeksekusi. dan tentu saja yang lebih populer akan mendapatkan tempat dibanding yang tidak.

So ketika pagi ini melintas thread ini di twitter, aku jadi ingat kejadian kejadian itu dan serasa relate.

Don't put your new ideas out into public for committee opinion. 
At best, they'll get watered down and made mediocre. 
At worst, you'll be talked out of something great. 
Yes! Small, closed-door sessions for ideas that aren't fully shaped. 
Gather feedback from wider groups by taking the in-progress idea through multiple tiny closed-door sessions with different people. 
Don't put them all in one room at one time. 
Mass feedback is appropriate for things that are already shaped, built, and nearly ready to ship. Eg a draft of a paper that's ready to go but might have typos or errors. 

That's very different from getting mass feedback on the *concept.*

Sedih juga sebenarnya.

Tapi kata salah satu guruku dulu, dunia bukan tempat untuk keadilan. Ada yang memang punya privilege yang ya sudahlah yaa...

Menu